Belajar Paham Aswaja dari Alm. KH. A. Warits Ilyas

 
Belajar Paham Aswaja dari Alm. KH. A. Warits Ilyas

LADUNI.ID, Jombang - Sejauh perjalanan Aswaja di Indonesia, oleh masyarakat luas Aswaja dianggap sebagai manhajul fikr yang mampu menjadikan Aswaja berdialektika dengan zaman. Di satu sisi, dengan menjadi Manhaj bisa memperlihatkan kelenturan Aswaja dalam memasuki ruang nilai kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.

Almarhum K.H. A. Warits Ilyas (Allahummaghfirlahu wa 'afihi wa'fu 'anhu) bukan lantas tidak setuju dengan faham Aswaja menjadi Manhajul Fikr. Hanya saja, menjadikan Aswaja sebagai aqidah, dengan sangat tegas menginginkan Aswaja menjadi tata gerak dan ekspresi yang diperlihatkan oleh hubungan antara manusia dengan manusia dan antara manusia denga Tuhannya. Meski demikian, Kiai Warits menyadari betul bahwa keyakinan tersebut ditopang oleh pendapat para fuqaha’.

Selain itu, Kiai Warits (sapaan beliau) juga memahami sejarah Aswaja dengan cukup detail. Bahwa akar kelahiran Aswaja memiliki geneologi dan kronologi tertentu. Untuk itu suatu keyakinan yang telah mengakar lama tidak bisa dinafikan begitu saja oleh sebab menjadi landasan bagi keilmiah-an suatu ilmu. Suatu keyakinan yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya hanya akan menjadi omong-kosong belaka.

Dalam  beberapa kesempatan beliau pernah menyampaikan perihal Sabda Nabi mengenai Al-Firqoh an-Najiyah, terpecahnya Islam menjadi beberapa golongan. Ramalan Nabi, Islam akan terpecah menjadi 72 golongan, dan hanya satu yang selamat yakni

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN