Teuku Bujang Salim #4: Sejarah Mesjid Bujang Salim

 
Teuku Bujang Salim #4: Sejarah Mesjid Bujang Salim

LADUNI. ID, SEJARAH- salah satu mesjid yang terkenal di kawasan Aceh Utara dengan arsitekturnya yang megah bernama Masjid Bujang Salim. Mesjid ini dibangun pada tahun 1921 dengan semangat memperkuat persatuan dan kesatuan. 

Kala itu, belum ada masjid di kawasan yang kini masuk wilayah Kecamatan Dewantara, sehingga masyarakat setempat harus melaksanakan shalat jamaah di rumah masing-masing atau di meunasah dengan kondisi yang terbatas. 

Kondisi ini mendapat perhatian serius dari bangsawan kerajaan Nisam Teuku Rhi Bujang alias T Bujang Slamat bin Rhi Mahmud. Pria pemberani yang kerap menentang kolonial Belanda ini merupakan pahlawan perintis kemerdekaan RI yang berasal dari Nisam.

Teuku Bujang Slamat memprakarsai pembangunan masjid, di atas tanahnya yang berada pusat Keude Krueng Geukueh dengan ukuran 20 x 15 meter. Namun, sebelum dapat meletakkan batu pertama pendirian masjid tersebut, tahun 1921 Teuku Bujang diasingkan ke Papua, karena menentang Kolonial Belanda. 

Bahkan, untuk menghilangkan pengaruhnya dari negeri ini, Bujang Slamat diasingkan hingga ke Australia. Kendati demikian, pembangunan masjid yang digagasnya terus dilanjutkan oleh masyarakat setempat.

Pembangunan masjid ini dilanjutkan Uleebalang asal Dewantara, Ampon Hanafiah. Hingga kemudian berhasil dibangun masjid sederhana dengan ukuran 20×15 meter.

Dalam perjalanannya, masyarakat setempat sepakat menambalkan nama Teuku Bujang Slamat menjadi nama masjid Jamik tersebut, yaitu dengan nama Bujang Salim.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN