Penjelasan Ilmiah di Balik 'Diam' Korban Pemerkosaan

 
Penjelasan Ilmiah di Balik 'Diam' Korban Pemerkosaan

LADUNI. ID, IPTEK- Seringkali kita jumpai pengakuan dari seorang korban pemerkosaan yang mengatakan hanya mampu 'diam' atau 'tidak bisa bergerak' saat diperkosa. dr Jiemi Ardian, seorang dokter dan juga residen (calon dokter spesialis) psikiatri menyebut tak hanya pada perkosaan namun perempuan yang berada di pinggir jalan lalu diremas payudaranya juga bisa mengalami fenomena tersebut.

Dalam cuitannya di Twitter, dr Jiemi menyebut fenomena tersebut dengan tonic immobility. Ia menjelaskan bahwa adanya rasa takut yang sangat ekstrem sehingga menimbulkan mekanisme pertahanan diri, berupa ketidakmampuan tubuh bergerak sampai ancaman bahaya berlalu.

'Diam'nya korban pemerkosaan ia tegaskan bukan karena menikmati atau ketidakmampuan korban untuk melawan. Biasanya tonic immobility terjadi pada hewan. Pada manusia, fenomena ini sering terjadi saat pelecehan seksual atau pemerkosaan, atau bahkan pada saat mengalami ketakutan yang sangat ekstrem hingga tubuh seperti 'mematung'.

 

Sebuah studi dari Karolinksa Institutet dan Stockholm South General Hospital di Swedia bisa mengakibatkan korban mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) atau depresi parah, demikian dilaporkan situs Independent. Sedangkan pada studi tahun 2017 pada wanita yang berkunjung pada klinik darurat pemerkosaan di Stockholm, 70 persen melaporkan mereka mengalami tonic immobility dan 48 persen mengalami versi ekstremnya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN