Inilah Pengertian "Babad" Dalam Sejarah Nusantara
Babad secara etimologis berasal dari bahasa Jawa yang berarti “buka, tebang, sejarah, riwayat,”. (Prawiroatmodjo, 1980: 2). Selaras dengan Mangunsuwito (2002: 303) babad juga dapat dimaknai sebagai “hikayat, sejarah, cerita tentang peristiwa yang sudah terjadi”. Babad merupakan salah satu jenis karya sastra Jawa yang digubah dalam rangka kehidupan masyarakat yang bersangkutan serta memilki aspek historis. (Rupadi, 2006: 23). Dalam kenyataanya, babad sebagai hasil kebudayaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, sesuai dengan situasi dan kondisi zamannya. Penyebutan babad di Jawa sama dengan di Madura dan Bali, sedangkan di Sulawesi Selatan dan Sumatera disebut lontara dan di Burma dan Thailand dikenal dengan sebutan kronikel (Soedarsono dalam Sulastin Sutrisno dkk., 1991: 305). Sedangkan secara terminologis, babad merupakan karya sastra yang berkaitan atau yang menceritakan halhal yang berhubungan dengan pembukaan hutan, penobatan penguasa daerah, pendiri kerajaan, pemindahan pusat kerajaan atau pemerintahan, peperangan, adat istiadat, bahkan sering terdapat jalinan perkawinan dan ikatan perkerabatan. (Darusuprapta, 1980: 5). Babad menurut Rokhman (2014:11) berisi cerita sejarah, namun tidak selalu berdasarkan fakta. Teks babad isinya merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos, dan kepercayaan. Itulah sebabnya, babad sering disamakan dengan hikayat. Di tanah Melayu tulisan yang mirip dengan babad dikenal dengan sebutan tambo atau silsilah. Contoh Babad adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, Babad Surakarta dan Babad Ponorogo.
Memuat Komentar ...