Hazrat Woyla

 
Hazrat Woyla

LADUNI.ID - Ketika kutanya tentang nama Tengku Ibrahim Woyla, Bang Afandi merinding bulu tangannya. Tokoh ini adalah sosok yang disebut Gus Dur sebagai salah satu dari dua waliyullah unik. Satu di Aceh, satunya lagi di Sudan.

"Pernah ketemu, Bang?" tanyaku.

"Gimana ya. Boleh dibilang saya pernah ketemu beliau. Boleh juga dibilang belum pernah ketemu," katanya.

"Maksudnya?"

Ia pun bercerita. Dahulu, sebelum pindah ke Jawa, pernah punya toko di Aceh. Tapi kehidupannya di toko kacau balau. Bisnis tak lancar, penghuni toko juga kerap ribut tak jelas. Hingga suatu hari ia temukan seikat buhul, berupa benang tujuh warna melilit jarum dan tanah kuburan.

Ia tak tahu musti bagaimana. Buhul sudah dibakar, dibuang, namun hawa sihirnya masih saja melekat. Sampai pada suatu ketika, ia hendak pergi ke kota sebelah. Di jalan, ia ketemu orang tua yang agaknya searah.

"Pak, mari ikut saya naik mobil, saya antarkan. Bapak dari mana?"

"Saya baru jenguk kawan yang sakit, namanya Abu Woyla."

Singkat cerita, di tengah perjalanan Afandi curhat tentang kehidupannya yang serba semrawut. Buhul sihir itupun ia ceritakan. Mendengar kisah ini, orang tua itu langsung minta putar balik.

"Ayo balik kembali ke tokomu!"

Setibanya di toko, pak tua keliling ruangan. Kemudian ia minta dua botol air yang kemudian dibaca-bacai.

"Sekarang air ini kau siramkan keliling toko ini. Tapi jangan kau, orang lain yang siramkan. Sekarang saya pulang dulu, naik angkot saja," kata orang tua itu.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN