Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 45: Sya’ban, Akulturasi Antara Islam dan Budaya Lokal

 
Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 45: Sya’ban, Akulturasi Antara Islam dan Budaya Lokal

Buletin Jumat Laduni.ID resmi untuk dicetak jarak jauh
Laduni.ID, Jakarta - Relasi antara Islam dan budaya merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan. Dalam Islam sendiri ada nilai universal dan absolut sepanjang zaman. Namun demikian, Islam sebagai dogma tidak kaku dalam menghadapi perubahan zaman. Sebagai agama rahmatan lil alamin Islam selalu memunculkan dalam bentuk yang luwes dan fleksibel, ketika menghadapi masyarakat yang dijumpainya dengan beraneka ragam budaya, adat kebiasaan atau tradisi. Sebagai sebuah kenyatan sejarah, agama dan kebudayaan dapat saling mempengaruhi karena keduanya terdapat nilai dan simbol.

Sebagai Agama universal, ajaran-ajaran Islam diharapkan dapat mengakomodir setiap kultur dan kebudayaan kehidupan para pemeluknya, tidak terbatas ruang dan waktu. Islam yang lahir dan berkembang di wilayah jazirah Arab, tidak bisa terlepas dari kultur dan budaya masyarakat setempat. Dari itu tidak jarang perilaku keberagamaan pemeluknya lebih deket dengan nuansa arab.

Dalam perkembangannya tidak sedikit pemeluk Islam mengekspresikan prilaku keberagamaannya dengan warna tempat asal agama tersebut lahir (Arab). Hal tersebut tidak bisa dipermasalahkan karena hal yang berkaitan dengan agama adalah hal privat dan selera. Yang menjadi problem adalah ketika sebuah “kepatuhan” dengan warna tertentu menjadikan seseorang beranggapan dialah yang paling benar paling islami dan syar’I, sedangkan yang lain salah atau  tidak sesuai dengan panduan Islam.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN