Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 73: Mencintai Nabi Sebagai Bukti Mencintai Allah S.W.T.

 
Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 73: Mencintai Nabi Sebagai Bukti Mencintai Allah S.W.T.

Buletin Jumat Laduni.ID resmi untuk dicetak jarak jauh
Laduni.ID, Jakarta - Nabi Muhammad s.a.w. adalah seoang Rasul yang diutus oleh Allah s.w.t. agar menyampaikan petunjuk-Nya bagi kebahagiaan umat manusia, baik dalam kehidupan dunia, maupun dalam kehidupan akhirat. Petunjuk Allah yang berada dalam kitab suci al-Qur’an diuraikan lebih jauh segala makna dan penafsirannya melalui prilaku Nabi Muhammad s.a.w. yang disebut al-Hadits atau al-Sunnah. Ia meliputi dari tiga komponen dasar yaitu, perkataan Nabi s.a.w., prilaku dan perbuatan Nabi, serta taqrir atau ketetapan Nabi s.a.w..

Barang siapa yang mengikuti petunjuk dari Nabi s.a.w. berarti ia mengikuti petunjuk dari Allah s.w.t.. Memperhatikan kenyataan ini, dengan mudah akan menimbulkan suatu keyakinan yang kuat, bahwa al-sunnah dan al-Qur’an tidak bisa diceraipisahkan. Pemahaman terhadap al-Qur’an dalam berbagai aspeknya, harus dikaitkan dengan penjelasan-penjelasan yang lebih terperinci dari al-Sunnah. Sebagai contoh yang sering dikemukakan adalah ayat al-Qur’an yang menerangkan perintah shalat, yaitu: “Aqiimuus shalah (dirikanlah shalat)”. Dalam al-Qur’an kalimat ini diulang berkali-kali sampai berjumlah kurang lebih delapan puluh dua kali. Dalam ayat itu, tidak dijelaskan bagaimana caranya shalat, kapan waktunya, berapa rakaatnya, bagaimana ketentuannya, dan sebagainya. Al-Sunnah atau al-Hadits-lah yang menjelaskan itu semua, menjelaskan mengenai macam-macam shalat, rakaat shalat, mengenai waktunya, mengenai syarat dan rukunnya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN