Kado Paling Spesial dari Allah SWT untuk Umat Muhammad SAW
Laduni.ID, Jakarta - Dalam pandangan Gus Baha dan hal ini juga sudah masyhur di kalangan ulama, bahwa nabi sering membedakan antara wudhu yang dipakai shalat dan wudhu yang dipakai untuk selain shalat.
Gus Baha menegaskan bahwa ketika nabi hendak melakukan shalat fardhu maka nabi kemudian berwudhu dengan cara yang sempurna. Berbeda dengan wudhu yang dilakukan untuk hal-hal yang bukan fardhu seperti hendak tidur, shalat sunnah, dan lain sebagainya, nabi akan berwudhu secara tidak lengkap seperti tidak melakukan setiap basuhan atau usapan tiga kali, tidak berkumur-kumur, dan sebagainya yang menjadi sunnah dalam wudhu.
Hal senada juga pernah dilakukan oleh Abu Bakar As-Siddiq, ketika ia hendak berbuka puasa sunnah. Ketika itu istrinya menyiapkan hidangan yang cukup mewah, hal itu kemudian membuat Abu Bakar berucap, “Cukup bagiku hidangan sederhana, sebab aku tidak ingin puasa sunnah mengungguli keistimewaan puasa wajib seperti di Bulan Ramadhan.”
Wudhu adalah satu-satunya wasilah yang dapat menentukan keabsahan atau menjadi syarat sahnya shalat, sebab jika wudhunya sudah keliru maka dipastikan shalatnya tidak sah. Oleh karena itu kemudian wudhu menjadi hal yang begitu penting hubungannya dengan ibadah shalat. Kedua hal itu tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.
Para ulama fikih mengartikan shalat secara umum dengan doa. Sedangkan definisi doa adalah hubungan antara bawahan dan atasannya. Jadi secara tidak langsung shalat adalah ibadah yang menjadi satu-satunya mediator yang menghubungkan antara Tuhan dengan makhluknya. Maka, menganai hal itu, terdapat keterangan sebagaimana sabda nabi, bahwa shalat adalah tiang agama, jika tiangnya roboh maka akan roboh semua bangunannya.
Memuat Komentar ...