Mengkaji Ulang Pesan Moral Cara Pandang Nabi terhadap Perempuan

 
Mengkaji Ulang Pesan Moral Cara Pandang Nabi terhadap Perempuan
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pembahasan seputar perempuan selalu menjadi topik yang menarik untuk diulas. Sebab, selama ini dalam pandangan kalangan konservatif, perempuan masih dianggap sebagai makhluk kedua setelah laki-laki.

Dalam kajian-kajian keagamaan, perempuan dinilai lebih rendah dari laki-laki karena ia diciptakan untuk memenuhi kebutuhan Adam yang notabene merupakan makhluk yang ditakdirkan untuk “mengurus” bumi sebagai khalifah.

Anggapan ini kemudian menjadi meluas setelah adanya “kampanye” yang dilandaskan dengan kitab suci. Misalnya, seperti para mufassir klasik Muslim yang memunculkan statemen bahwa perempun adalah sumber fitnah dan merupakan cobaan bagi kalangan Muslim.

Perempuan acapkali ditandai sebagai biang keladi merosotnya keimanan seorang Muslim. Tidak hanya Islam, agama Kristen juga menganggap orang yang paling bertanggung jawab atas jatuhnya Adam dari surga adalah Hawa. Oleh sebab itu, bagi mereka, perempuan dianggap membahayakan religiusitas.

Berawal dari anggapan sinis inilah, kemudian perempuan harus diletakkan di tempat yang tidak terlalu strategis agar tidak menimbulkan kerusakan. Bahkan kalau perlu mereka cukup tinggal di rumah, tidak perlu keluar, kecuali mendapatkan izin dari orang tua maupun suaminya. Problem ini kemudian diperkuat dengan asumsi agama, yang tentu saja tidak boleh ditentang, melainkan harus diikuti dan diimani. Sebab menentangnya adalah sama halnya dengan menolak ketetapan Tuhan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN