Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 81: Makna dan Batasan Taat Kepada Ulil Amri

 
Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 81: Makna dan Batasan Taat Kepada Ulil Amri

Buletin Jumat Laduni.ID resmi untuk dicetak jarak jauh
Laduni.ID, Jakarta - Pemimpin atau penguasa mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia dalam syari’at Islam. Hal ini berkaitan dengan tinggi tugas dan besaranya tanggung jawab serta beratnya beban yang mereka pikul, menjaga agama dan mengatur dunia sebagai pengganti tugas kenabian. Kedudukan dan derajat yang tinggi diberikan kepada mereka sebagai hikmah dan maslahat yang harus direalisasikan, sehingga tidak timbul kekacauan, kerusakan dan musibah-musibah yang menyebabkan hilangnya kebaikan-kebaikan dan rusaknya agama dan dunia.

Diantara dalil yang menunjukkan tingginya kedudukan pemimpin dalam syari’at Islam adalah Allah mengandengkan kata ketaatan kepada-Nya dan ketaatan kepada Rasul-Nya dengan ketaatan kepada penguasa sebagaimana firman Allah SWT Qur’an surat An Nisa ayat 59,


"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya"

Mendiskusikan  tentang siapa,  apa,  dan  bagaimana  sebenarnya ulil al-amri merupakan masalah yang selalu menarik dan tidak habis-habisnya, dari dahulu hingga sekarang. Hal ini dapat dilihat bagaimana mulai  organisasi  Islam,  perguruan  tinggi,  lembaga  kajian  Islam  dan lain  sebagainya  berulang  kali  melakukan  diskusi,  seminar  dan  kajian yang  mendalam  tentang  ulil al-amri.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN