Mengkafirkan Orang Lain Bukan Kebiasaan Nabi

 
Mengkafirkan Orang Lain Bukan Kebiasaan Nabi

LADUNI.ID, Jombang - KH Ahmad Muwafiq mengatakan bahwa salah satu ciri seorang yang ahli agama dan punya bekal agama yang kuat, ia tidak mudah mengkafirkan serta menyesatkan orang lain. Hal ini dikarenakan tokoh agama tersebut punya banyak referensi keagamaan yang memberikan pilihan pendapat-pendapat baru.

"KH Hasyim Asy'ari itu hafal kutubussittah (6 kitab hadits), sehingga dalam bersikap lebih bijak dan luwes. Rasulullah juga tak mudah mengkafirkan. Kelompok yang mudah mengkafirkan dan menyesatkan kelompok lain bukan umat Nabi. Karena orang Yahudi dan Nasrani masih disebut ahli kitab. Ini teori sosiologi dari Rasulallah," terangnya saat berkunjung ke Pesantren Tebuireng, Kamis (17/01).

Pria yang akrab dipanggil Gus Muwafiq ini mengatakan, ahli agama yang punya keilmuan luas itu seperti ibu rumah tangga yang kreatif dan pintar masak. Ibu rumah tangga tersebut setiap hari memasak makanan yang berbeda dan baru. Sehingga tidak membosankan dan kaku.

"Kalau ibu rumah tangga kreatif dan pintar masak pasti enak. Tidak membosankan. Tapi perempuan sekarang kurang peka. Semua diambil alih mesin. Istri jarang nyuci baju suami. Sehingga istri sekarang kurang faham suaminya. Jarang mencium bau keringat suaminya. Sama seperti orang yang belajar agama ke google," jelas kiai muda asal Yogyakarta tersebut.

Dai kondang NU tersebut juga mengatakan, kebanyakan orang Indonesia sekarang ingin belajar ke Rasulallah langsung. Tapi tidak melalui jalur ulama. Akhirnya karena jarak zaman dan keilmuan yang jauh antara umat sekarang dengan Rasulullah, maka bukan pencerahan agama yang mereka dapat tapi malah jadi lebay dalam beragama.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN