Kiai Said: Pagar Nusa Dibentuk untuk Mengawal Tawasut dan Tasamuh

 
Kiai Said: Pagar Nusa Dibentuk untuk Mengawal Tawasut dan Tasamuh

LADUNI.ID, Jakarta – KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi membuka Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) Pagar Nusa di Gedung Korea-Indonesia Technical and Cultural Coorperation Center (KITCC) Ciracas, Jakarta Timur, Senin (21/1) malam.

"Dengan ini saya ketua umum PBNU membuka secara resmi Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) untuk Pagar Nusa," terang Kiai Said diikuti ketukan palu tiga kali.

Kiai Said berpidato sekaligus mengingatkan kepada Pagar Nusa agar selalu mengawal prinsip-prinsip NU seperti tawasut dan tasamuh. "Pagar Nusa dibentuk untuk mengawal tawasut dan tasamuh," pesan Kiai Said.

Kiai Said juga berpendapat, mengawal prinsip tawasut dan tasamuh karena mengikuti ajaran Wali Songo, seperti menghormati budaya yang tidak bertentangan dengan syariat. Namun, kalau bertentangan dengan syariat Islam, seperti seks bebas dan minuman keras, NU secara tegas menolaknya.

"Menghormati budaya itu ajaran Islam-nya Wali Songo. Bedug itu artinya untuk goyang Karawang, oleh Wali Songo diambil untuk dilestarikan, untuk masjid tanda masuk shalat," jelasnya, seperti dilansir dari laman NU Online, Selasa (22/1).

Kiai Said melanjutkan, budaya lain yang juga baik seperti mengadakan nyadran atau sedekah laut dan tahlilan. Oleh karena itu, ia mengaku heran terhadap kelompok-kelompok yang membidahkan budaya-budaya tersebut.

"Silakan adakan nyadran, tapi diisi dengan istighotsah, baik gak? Silakan tiga hari, tujuh hari, 40 hari, tapi diisi dengan tahlil. Bagus gak? Jaddidu imanakum, perbaharuilah iman kamu dengan apa? Biqauli (dengan membaca) Laila ha illallah. Jadi kalau orang berdzikir itu memperbaharui imannya. Lah, itu kok ada yang membidahkan. Ini kalau didiamkan nglunjak," jelasnya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN