Tahun 1944 M: Upaya Diplomasi KH. Abdul Wahid Hasyim dengan Intelijen Jepang

 
Tahun 1944 M: Upaya Diplomasi KH. Abdul Wahid Hasyim dengan Intelijen Jepang
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Rijal Mumazziq Z, ketua PCNU Surabaya menerangkan bahwa dalam buku Berangkat dari Pesantren karya KH. Saifuddin Zuhri dijelaskan bagaimana Jepang berusaha menguasai para kyai pesantren dengan menempatkan perwira intelijen Muslim untuk memantau ulama, terutama di Jawa. Salah satu keluarga yang sangat diawasi oleh Jepang secara rahasia adalah keluarga KH. M. Hasyim Asy'ari. Salah satu agen Jepang yang bernama Abdul Hamid Ono, seorang Muslim Jepang yang menikahi seorang perempuan asal Gresik, diberi tugas khusus untuk mengawasi ulama terkemuka ini bahkan sebelum Jepang tiba. Ono juga secara rutin menghadiri pengajian di Tebuireng. Meskipun tutur katanya halus, sikapnya santun, dan ia terampil dalam pergaulan, Kyai Saifuddin menggambarkan bagaimana Ono memantau ulama tersebut secara ketat.

Dalam buku Berangkat dari Pesantren tersebut, Kyai Saifuddin juga mengisahkan peristiwa di mana Kyai Wahid Hasyim, yang saat itu berada di Jakarta sebagai pejabat Shumubu (cikal bakal Kementerian Agama), dikunjungi oleh seorang kyai dari Jatim yang ingin memberikan informasi rahasia. Namun, di kediaman Kyai Wahid, seorang agen Jepang yang tak dikenal tidak membiarkan utusan dari Jatim tersebut menyampaikan misinya. Kyai Wahid terus diawasi, bahkan saat berada di dalam mobil. Hal ini membuat ayah Gus Dur harus berpura-pura mobilnya mogok agar bisa berbicara dengan sahabatnya tersebut. Agen Jepang itu bahkan tidak lengah dalam situasi tersebut dan terus mengawasi serta mencuri dengar percakapan mereka.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN