Mengurai Arti Takdir Mubram dan Takdir Mu’allaq
Laduni.ID, Jakarta - Pada usia belasan dulu, kami sering mendengar doa dan sedekah sebagai tolak bala. Pada Malam Nishfu Sya’ban, dari dulu masyarakat kami juga memohon tiga permintaan kepada Allah SWT.
Lalu bagaimana memahami semua pengertian itu di tengah tuntutan keimanan pada takdir?
Dari semua itu, kemudian kami sering mendengar bahwa doa bermanfaat bagi putusan atau takdir Allah yang masih menggantung di Lauh Mahfudh. Terkait ini, kami selanjutnya mendengar ada istilah takdir mubram dan takdir mu’allaq di kalangan ustadz-ustadz kami di mana doa dapat “mengubah” putusan atau takdir Allah.
Doa atau permintaan masyarakat dalam Malam Nishfu Sya’ban atau melalui bentuk sedekah dipercaya masyarakat dapat “mengubah” bala yang ditakdirkan Allah SWT akan menimpa mereka, terutama takdir mu’allaq yang realisasinya sangat berkaitan erat dengan doa.
Dalam Kitab Tuhfatul Murid ‘ala Jauharah At-Tauhid, Syaikh Ibrahim Al-Baijuri menerangkan seputar takdir sebagaimana berikut:
وَالدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزَلْ وَإِنَّ الْبَلَاءَ لَيَنْزِلُ وَيَتَلَقَّاهُ الدُّعَاءُ فَيَتَعَالِجَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَالدُّعَاءُ يَنْفَعُ فِي الْقَضَاءِ الْمُبْرَمِ وَالْقَضَاءِ الْمُعَلَّقِ. أَمَّا الثَّانِى فَلَا اِسْتَحَالَةَ فِي رَفْعِ مَا عُلِّقَ رَفْعُهُ مِنْهُ عَلَى الدُّعَاءِ وَلَا فِي نُزُوْلِ مَا عُلِّقَ نُزُوْلُهُ مِنْهُ عَلَى الدُّعَاءِ
Memuat Komentar ...