Tahun 667-680 M: Pengepungan Awal Islam terhadap Konstantinopel serta Meletusnya Perang di Gerbang Byzantium
Laduni.ID, Jakarta - Pada masa fitnah, ketika ketegangan internal dan perseteruan politik merebak, ekspansi pasukan Muslim terhenti. Fokus perhatian bergeser dari upaya perluasan ke wilayah baru menjadi pemeliharaan terhadap wilayah yang telah mereka kuasai.
Konflik internal yang kompleks dan dinamika politik yang rumit menuntut perhatian para pemimpin Islam untuk lebih banyak terlibat dalam melindungi keutuhan wilayah yang ada, daripada mengalokasikan sumber daya untuk memperluas kekuasaan mereka ke wilayah baru.
Pada tahun 665 Masehi, pasukan Muslim memulai babak baru dari perjalanan mereka, kali ini menuju wilayah lain di Afrika Utara. Mereka mengarahkan upaya mereka untuk menaklukkan bagian Maghrib, yang mencakup wilayah Maroko, Tunisia, dan Aljazair.
Begitu juga dengan Pada tahun 667 Masehi, Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan dengan tegas menyatakan berhenti membayar pajak kepada Romawi. Dimulailah serangkaian perang kembali kepada daerah-daerah kekuasaan Romawi, namun kali ini lebih hebat lagi. Muawiyah melakukan penyerangan terhadap pusan kekuasan Byzantium, yaitu Konstantinopel.
Konflik internal Byzantium
Pada tahun 667 Masehi terdapat suatu konflik dalam kerajaan Byzantium, melibatkan Kaisar Contans II dengan rakyatnya sehingga ia pergi dari Konstantinopel dan menetap di daerah Sisilia. Kaisar Contans II terbunuh pada Tahun 668 M oleh pembantunya sendiri, para sejarawan banyak berpendapat bahwa ia dibunuh dengan menggunakan ember, namun juga ada yang mengatakan pisau.
Memuat Komentar ...