Tahun 705 M: Memahami Pergantian Kekuasaan Khalifah ke-6 Bani Umayyah
Laduni.ID, Jakarta - Pada tahun 704 M, Khalifah ke-5 Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan berhasil secara efektif menyatukan kembali seluruh wilayah Tanah Arab di bawah kekuasaan Bani Umayyah. Keberhasilan ini menandai puncak kekuasaan Dinasti Umayyah di wilayah tersebut. Walaupun pada tahun itu pula umur Abdul Malik sudah hampir menyentuh kepala enam.
Menyusul tradisi sebelumnya, Abdul Malik bin Marwan dengan bijaksana segera menyiapkan penggantinya untuk melanjutkan jejak Kekhalifahan Bani Umayyah. Langkah ini merupakan bagian integral dari strategi suksesi yang telah diwariskan oleh para pendahulunya.
Dengan kecermatan dan visi politiknya, Abdul Malik memastikan agar transisi kekuasaan berjalan lancar dan aman, sehingga stabilitas kekhalifahan tetap terjaga.
Rencana dan Strategi
Dalam mempersiapkan hal tersebut, Abdul Malik bin Marwan dihadapkan pada situasi yang amat rumit. Sebagai seorang pemimpin yang bijaksana, Abdul Malik merasa bahwa masa depan kekhalifahan harus ditentukan dengan cermat.
Di satu sisi, ia merasa bahwa keberlanjutan kekhalifahan harus ada pada anaknya, entah itu Al-Walid atau Sulayman.
Namun, pilihan tersebut tidaklah mudah, mengingat wasiat ayahnya, Marwan bin Hakam, yang disampaikan kepada Abdul Malik saat masih hidup. Marwan bin Hakam menyarankan agar setelah Abdul Malik, jabatan Khalifah harus diserahkan kepada Abdul Aziz bin Marwan (Abdul Aziz adalah saudara Abdul Malik yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Mesir).
Memuat Komentar ...