Tahun 1177-1185 M: Kisah Persahabatan Baldwin IV dan Salahuddin Al-Ayyubi yang Menyulut Kedamaian di Tengah Kekacauan Perang Salib

 
Tahun 1177-1185 M: Kisah Persahabatan Baldwin IV dan Salahuddin Al-Ayyubi yang Menyulut Kedamaian di Tengah Kekacauan Perang Salib
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Perang Salib dapat dianggap sebagai salah satu konflik terpanjang dalam sejarah perang manusia, berlangsung antara umat Muslim dan umat Kristen. Konflik ini dimulai pada tahun 1095 dan berlangsung hingga sekitar tahun 1270 Masehi.

Awal dari Perang Salib ini bermula ketika para pembesar umat kristiani dibuat resah dan gelisah oleh Pasukan Muslim yang berhasil merebut daerah Romawi dan menancapkan pengaruhnya di Asia.

Kaisar Alexios I Komnenos, bekerja sama dengan Paus Urbanus II, melihat peluang untuk merebut kembali daerah-daerah suci mereka yang telah jatuh ke tangan Muslim.

Dengan semangat yang sama, mereka menggalang dukungan untuk melancarkan sebuah kampanye besar-besaran. Paus Urbanus II mengeluarkan seruan yang dikenal sebagai "Misi Suci," memobilisasi puluhan ribu tentara dari seluruh Eropa.

Selama lebih dari dua abad, serangkaian kampanye militer ini dipicu oleh upaya untuk menguasai tanah suci di Timur Tengah, khususnya Yerusalem, yang memiliki makna religius yang mendalam bagi kedua belah pihak.

Dalam sejarahnya, Perang Salib I (1095 M), diklaim sebagai perang tersukses dari seluruh rangkaian Perang Salib (I-VIII). Mereka membantai seluruh Umat Muslim yang ada di Yerussalem, dengan dalih “Misi Suci” mereka berhasil mendapatkan Yerussalem sepenuhnya.

Namun, tunggu sebentar. Meskipun perang ini berlangsung cukup lama, di tengah-tengah periode 1095-1270 Masehi, terjalinlah sebuah persahabatan yang indah antara dua pemimpin bijaksana dari kedua belah pihak, meskipun usia mereka relatif muda.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN