Menyikapi Intrik dan Polemik PBNU vis à vis PKB

 
Menyikapi Intrik dan Polemik PBNU vis à vis PKB
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta -  Polemik yang sedang berlangsung antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menarik perhatian publik dan media. Konflik ini sering diidentikkan dengan perseteruan antara dua tokoh utama, yaitu Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dan Ketua Umum PKB, Gus Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Untuk memahami akar dan dampak dari polemik ini, penting untuk melihat latar belakang kedua tokoh serta sejarah hubungan antara PBNU dan PKB.

Sejarah Singkat PBNU dan PKB

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada tahun 1926 sebagai organisasi keagamaan yang bertujuan untuk melestarikan ajaran Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia. NU telah memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia, baik dalam bidang keagamaan, sosial, maupun politik.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didirikan pada tahun 1998, setelah jatuhnya rezim Orde Baru, sebagai kendaraan politik bagi para tokoh NU untuk berpartisipasi dalam politik nasional. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), salah satu tokoh utama NU, menjadi Presiden Indonesia keempat dan juga salah satu pendiri PKB. Sejak awal, PKB dan NU memiliki hubungan yang erat, meskipun seringkali diwarnai oleh dinamika internal dan perbedaan pandangan.

Jadi, melihat sejarah itu NU dan PKB ibarat dua keping mata uang yang hakikatnya tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling terkait satu sama lain, dan merupakan representasi dari warga Nahdliyin.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN