Habib Salim Al-Haddad: Sosok Konsul NU Betawi dan Teladan Kesetiaan kepada Nahdlatul Ulama

 
Habib Salim Al-Haddad: Sosok Konsul NU Betawi dan Teladan Kesetiaan kepada Nahdlatul Ulama
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Habib Salim bin Thoha Al-Haddad, yang dikenal dengan sebutan Habib Salim Al-Haddad Pasar Minggu, adalah seorang ulama terkemuka asal Betawi yang menjabat sebagai konsul di Majelis Konsul Nahdlatul Ulama (NU) Batavia pada tahun 1938.

Sebagaimana keterangan di dalam buku NU di Jakarta: Sejarah dan Dinamika, nama Habib Salim Al-Haddad tercatat sebagai salah satu utusan dari Batavia dalam Muktamar NU Ke-13 di Menes, Banten, bersama Guru Manshur Jembatan Lima dan M. Sastrawinata. Jabatan konsul yang diembannya adalah posisi penting yang dipilih oleh Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO), yang kini dikenal sebagai Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Konsul tersebut bertanggung jawab atas beberapa cabang NU dan menjadi perpanjangan tangan HBNO di daerah.

Habib Salim dilahirkan di Kalibata, bagian dari wilayah Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sekitar tahun 1898. Beliau adalah putra dari pasangan Habib Thoha bin Ja’far Al-Haddad dan Tihamah, seorang wanita Betawi yang terkenal sholehah. Keluarganya, yang pertama kali datang ke Indonesia dan menetap di Kalibata, dipimpin oleh kakeknya, Habib Ja’far Al-Haddad.

Disebutkan, bahwa sejak kecil Habib Salim menunjukkan karakter yang berbeda dari teman-temannya. Beliau terkenal gemar mengenakan pakaian “sunnah” Nabi Muhammad SAW, seperti gamis, atau pakaian putih panjang yang bersih. Selain itu, beliau juga dikenal sangat berbakti kepada orang tuanya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN