Pandangan Presiden Ir. Soekarno terkait Esensi Perayaan Maulid Nabi SAW

 
Pandangan Presiden Ir. Soekarno terkait Esensi Perayaan Maulid Nabi SAW
Sumber Gambar: perpusnas.go.id, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Umat Islam merayakan Maulid Nabi sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan risalah dari Allah SWT, Tuhan Penguasa Alam Semesta.

Pada 2 Januari 1950, untuk pertama kalinya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW diadakan di Istana Negara atas inisiatif Presiden Sukarno. Acara tersebut berlangsung dengan meriah, dihadiri oleh berbagai perwakilan negara tetangga. Menteri Agama yang sekaligus seorang ulama muda kharismatik, KH. Wahid Hasyim, dalam kesempatan itu turut menyampaikan ceramah.

Sementara Soekarno, sang Proklamator Kemerdekaan RI, menegaskan bahwa semangat Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam menjadi inspirasi dalam perjuangan memerdekakan Indonesia.

Dalam pidatonya, Presiden Soekarno mengungkapkan kekagumannya terhadap Nabi Muhammad SAW dan ajarannya. Ia juga menekankan pentingnya kehadiran seorang pemimpin besar di setiap zaman.

Di sini bisa dilihat, dalam pidato yang disampaikannya itu menggambarkan pandangannya terkait esensi perayaan Maulid Nabi. Berikut di antara pernyataan pentingnya sebagaimana bisa didengarkan di video dokumenter yang beredar di platform youtube:

“Tidak ada satu bangsa yang besar, yang tidak mempunyai orang besar. Seluruh sejarah manusia. Coba saudara, petani, sejarah manusia itu. Kurun ribuan tahun sebelum kita, sampai sekarang. Di perjalanan umat sejarah manusia, kita menjumpai orang-orang besar.

Islam adalah agama yang menuju kepada otak. Islam adalah agama yang menuju hati dari otak. Segala ajaran Islam bisa diterima oleh hati kita dan bisa diterima oleh otak.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN