Tahun 850 M: Mengungkap Asal-Usul Hikayat 1001 Malam

 
Tahun 850 M: Mengungkap Asal-Usul Hikayat 1001 Malam
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pada abad ke-8, di bawah pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah yang dipimpin oleh Harum Ar-Rasyid, Baghdad menjadi salah satu pusat perdagangan terpenting di dunia. Pedagang dari Tiongkok, India, Afrika, hingga Eropa singgah di kota ini, sehingga menjadikan Baghdad sebagai tempat pertemuan budaya yang beragam.

Karena hal inilah berbagai cerita tradisional dari berbagai bangsa dikumpulkan menjadi satu, yang kemudian dikenal dengan nama “Hazar Afsanah” atau “Seribu Legenda.” Pada abad ke-9 Masehi, seorang pendongeng Arab bernama Abu Abdullah Muhammad Al-Gashigar menerjemahkan kympulan cerita ini ke dalam bahasa Arab.

Pada masa inilah cikal bakal “Hikayat 1001 Malam” mulai terbentuk. Ada berbagai versi mengenai asal mula lahirnya karya sastra epik yang ikonik ini. Dalam bukunya yang berjudul Tales from the Thousand and One Night, karya NJ Dawood dan William Harvey menyatakan bahwa “Hikayat 1001 Malam” merupakan hasil perpaduan dari tiga kebudayaan besar, yaitu India, Persia, dan Arab.

Menurur mereka pula, buku yang sangat terkenal ini berasal dari buku Persia yang hilang berjudul Hazar Afsanah. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada tahun 850 Masehi, dengan isi cerita rakyat dari India dan Persia. Para pendongen Muslim kemudian mengadopsi cerita ini dengan menambahkan warna lokal Arab, serta memberikan sentuhan-sentuhan yang khas pada ceritanya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN