Wejangan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari ketika Menanggapi Maraknya Pertikaian di antara Ulama

 
Wejangan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari ketika Menanggapi Maraknya Pertikaian di antara Ulama
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Selama beberapa dekade NU dan Muhammadiyah pernah saling bersitegang terkait dengan pemahaman keagamaan. Hal ini tidak bisa dipungkiri terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Tidak saja terjadi di kalangan para ulama, bahkan sampai di akar rumput pernah terjadi ketegangan dengan melempar stereotip negatif satu sama lain. Sebut saja misalnya, masalah amaliyah keseharian seperti tahlil, qunut, jumlah rakaat shalat Tarawih, dll.

Meski belakangan perbedaan itu semakin meredup, namun sentimen di dalam masyarakat sering kali masih ada, bahkan beralih di tanggapan-tanggapan para netizen yang terlihat dalam komentar-komentar yang menyoal sikap kedua ormas tersebut berkaitan dengan kebijakan pemerintah.

Ada hal yang menarik, sebenarnya pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan dan pendiri Nahdlatul Ulama, KH. Hasyim Asy’ari pernah belajar di beberapa guru yang sama, seperti di Mbah Sholeh Darat, Syaikh Khatib Minangkabau, dan Syaikh Mahfudz Termas. Jadi keduanya mempunyai sanad keilmuan yang bisa dibilang tidak jauh berbeda. Dengan demikian, harusnya akan selalu ada titik temu, atau bahkan sesungguhnya tidak ada perbedaan yang berarti di antara keduanya.

Mungkin saja segmentasi yang disasar ketika awal mula pendirian kedua ormas terbesar itu sedikit berbeda, dan tentunya dengan latar belakang yang berbeda pula. Namun demikian, semangat untuk berjuang dalam menyampaikan dan melestarikan ajaran agama, keduanya bisa ditarik titik temunya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN