Bab III: Terjemah Kitab Adabul Alim wal Muta'alim tentang Akhlak Seorang Pelajar terhadap Guru

 
Bab III: Terjemah Kitab Adabul Alim wal Muta'alim tentang Akhlak Seorang Pelajar terhadap Guru
Sumber Gambar: Tim Laduni.ID, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Akhlaq orang yang menuntut ilmu ketika bersama-sama dengan gurunya ada dua belas macam budi pekerti, yaitu:

Pertama, mendahulukan pertimbangan akal, yang mendalam kemudian melakukan shalat istikharah, kepada siapa ia harus mengambil ilmu (berguru) dan meraih akhlaq terpuji dari pendidik tersebut. Jika memungkinkan seorang pelajar, hendaklah memilih guru yang sesuai dalam bidangnya, guru yang mempunyai sifat kasih sayang, menjaga muru’ah (etika), menjaga diri dari perbuatan yang merendahkan mertabat seseorang. Ia juga seorang guru yang mempunyai metode pengajaran dan pemahaman yang baik.

Diriwayatkan dari sebagian ulama’ salaf: “Ilmu ini adalah (bagian dari) agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil atau belajar agama kalian.”

Kedua, bersungguh-sungguh dalam mencari seorang guru (pendidik), yaitu yang mempunyai pemahaman lengkap (komprehensif) terhadap ilmu syari’at dan termasuk orang-orang yang dipercaya oleh para pendidik di zamannya, kaya pengalaman berdiskusi serta bergaul: Bukan belajar kepada pendidik yang hanya mempelajari ilmu dari buku-buku saja tanpa diketahui pernah bergaul dengan para pendidik (masyayikh) yang cendekia.

Imam kita as Syafi’i berkata: “Barangsiapa yang mempelajari ilmu fiqih dari kitab/buku saja, maka ia telah menyia-nyiakan beberapa hukum”.

Ketiga, patuh terhadap gurunya dalam segala hal dan tidak keluar dari nasehat-nasehat dan aturan-aturannya. Bahkan, hendaknya hubungan antara guru dan muridnya itu ibarat pasien dengan dokter spesialis. Sehingga ia minta resep sesuai dengan anjurannya dan selalu berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh ridhanya terhadap apa yang ia lakukan dan bersungguh sungguh dalam memberikan penghormatan kepadanya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara melayaninya. Hendaknya seorang pelajar tahu bahwa merendahkan diri di hadapan gurunya merupakan kemuliaan, ketertundukannya kepada gurunya merupakan kebanggaan, dan tawadlu’ dihadapannya merupakan keterangkatan derajatnya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN