Bab V: Terjemah Kitab Adabul Alim wal Muta'alim tentang Akhlak Seorang Guru
Laduni.ID, Jakarta - Mengenai akhlak guru (ustadz) kepada diri sendi ada dua puluh akhlak, yaitu hendaknya seorang guru:
Pertama, selalu istigamah dalam muragabah kepada Allah, baik di tempat yang sunyi atau ramai. Pengertian muragabah ialah melihat Allah dengan mata hati dan menghubungkannya dengan perbuatan yang dilakukan selama ini, kemudian mengambil hikmahnya atau jalan yang terbaik bagi dirinya dengan mempertimbangkan dan merasakan tentang adanya pemantauan Tuhan kepadanya. Salah satu ciri muragabah menurut Dzunnun Al-Misry adalah mengagungkan apa yang diagungkan oleh Tuhan dan merendahkan apa yang direndahkan oleh Tuhan. Muragabah merupakan salah satu dari sekian banyak tingkatan dan langkah dalam kesufian, selain khauf, raja’, tawadlu’, khusu’, zuhud’, dan sebagainya. (Lihat Risalah Al Qusyairiyah: 189-191).
Kedua, senantiasa berlaku khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan dan tindakanya, baik ditempat yang sunyi atau tempat ramai, karena orang yang alim adalah orang yang selalu dapat menjaga amanat, dapat dipercaya terhadap sesuatu yang dititipkan kepadanya, baik itu berupa ilmu, hikmah, dan perasaan takut kepada Allah. Sedangkan kebalikan dari hal tersebut diatas dinamakan khianat. Allah telah berfirman dalam al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian semua mengkhianatt terhadap Allah dan rasul-Nya dan (juga) jangan kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahuinya.” (QS. Al Anfal: 27)
Memuat Komentar ...