Tahun 809 M: Perpisahan Harun Ar-Rasyid dengan Dinasti Abbasiyah, Awal Konflik?
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ (١٨٥)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” Q.S. Al-Imron: 185
Sekilah Tentang Harun Ar-Rasyid
Laduni.ID, Jakarta - Harun Ar-Rasyid merupakan khalifah ke-5 dari Dnasti Abbasiyah, yang memimpin dari tahun 786-809 M. artikel ini merupakan part terakhir dari kisah hidupnya. Masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid dikenal sebagai puncak kejayaan Dinasti Abbasiyah.
Ia dikenal sebagai pemimpin yang sholeh, dermawan, dan taat beragama, yang sering sekali disandingkan dengan sifat Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayyah karena sifat-sifat kebijaksanaannya.
Jabatan khalifah sering kali tidak menjadikannya berjarak dengan masyarakat Baghdad. Pada malam hari, ia kerap menyamar dan berkeliling untuk melihat langsung keadaan rakyatnya, terutama mereka yang lemah dan membutuhkan bantuan. Dengan pendekatan ini, ia bisa memastikan sendiri bahwa keadilan sosial benar-benar terwujud.
Memuat Komentar ...