Membaca Ulang Tulisan Gus Dur Berjudul “Generasi Muda Islam dan Masa Depan Bangsa Indonesia”

 
Membaca Ulang Tulisan Gus Dur Berjudul “Generasi Muda Islam dan Masa Depan Bangsa Indonesia”
Sumber Gambar: nu.or.id, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur mempunyai perhatian besar terhadap generasi muda Islam di zamannya. Diakui atau tidak, para pemimpin di jajaran Nahdlatul Ulama dan sebagian di pemerintahan, kebanyakan mereka mendapatkan sentuhan kaderisasi Gus Dur dalam berbagai hal. Cara pandang terhadap sesuatu dan bersikap atas berbagai hal yang dihadapi oleh pemuda saat itu, sedikit banyak terinspirasi oleh Gus Dur.

Tidak hanya menyampaikan gagasan-gagasan inspiratifnya melalui seminar atau forum-forum tertentu, Gus Dur juga aktif menulis di berbagai media agar semua gagasannya bisa dijangkau oleh lebih banyak orang. Di sini secara tidak langsung Gus Dur juga menginspirasi generasi muda untuk terlibat aktif menulis menuangkan gagasan-gagasan cemerlangnya.

Pada era 80-an sampai 90-an, Gus Dur sangat aktif bersuara, baik dalam berbagai forum maupun dalam tulisan. Beliau sangat gencar menyiapkan kader-kader penerus bangsa. Di antara tulisannya yang sangat menarik dan inspiratif adalah tulisan-tulisannya tentang pemuda, salah satunya berjudul “Generasi Muda Islam dan Masa Depan Bangsa Indonesia”.

Kiranya menarik untuk menyimak kembali tulisan tersebut dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini. Berikut tulisan lengkapnya:

“Generasi Muda Islam dan Masa Depan Bangsa Indonesia”

Oleh KH. Abdurrahman Wahid

Tidak dapat disangkal lagi, dewasa ini semakin tampak prospek menggembirakan dari kaum muda Muslimin di negeri kita. Hal itu dapat diukur dari banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh mereka di hampir semua bidang kehidupan. Juga dapat diukur dari kuatnya kegairahan untuk menampilkan identitas keagamaan mereka dalam semua aspek kehidupan yang mereka jalani. Apa yang semula hanya berupa kegiatan peribadatan bersama di satu-dua ruangan, lama-kelamaan berkembang menjadi kegiatan masjid kampus. Apa yang semula hanya berupa kegiatan peribadatan murni belaka, seperti mendirikan shalat Jumat, lalu berkembang menjadi kegiatan peribadatan lebih luas: mempelajari sumber-sumber pemikiran keagamaan Islam, melaksanakan kegiatan sosial yang bersifat karitatif, dan akhirnya berkembang menjadi kegiatan sosial-ekonomi dan sosial-budaya yang berlingkup sangat luas.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN