Inspirasi Sumpah Pemuda dalam Pandangan KH. Maimoen Zubair

 
Inspirasi Sumpah Pemuda dalam Pandangan KH. Maimoen Zubair
Sumber Gambar: pesantren.id, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Momentum ini menjadi pengingat akan semangat persatuan dan tekad para pemuda dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu tokoh ulama yang memiliki pandangan mendalam terkait Sumpah Pemuda adalah KH. Maimoen Zubair atau yang akrab disebut Mbah Moen. Beliau adalah seorang kyai kharismatik yang menjadi rujukan bagi umat Islam di Indonesia. Meskipun beliau telah wafat pada Selasa (6/8/2019), namun petuah-petuahnya masih terus abadi.

Perspektif Mbah Moen mengenai peran pemuda dalam memperjuangkan agama, bangsa, dan negara memberikan inspirasi tersendiri dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda. Menariknya, hal itu tidak bisa terlepas dari latar belakang kelahiran beliau yang bertepatan pada tanggal 28 Oktober 1928. Karena itu, jiwa nasionalisme Mbah Moen sama sekali tidak ada yang meragukannya.

Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928, adalah pernyataan persatuan oleh para pemuda dari berbagai daerah di Nusantara dengan latar belakang yang berbeda-beda. Mereka berjanji untuk menjunjung tinggi satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan, KH. Maimoen Zubair selalu menekankan pentingnya persatuan tersebut. Menurut beliau, Sumpah Pemuda bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi sebuah prinsip yang harus dipegang oleh setiap generasi untuk menjaga keutuhan bangsa.

KH. Maimoen Zubair sering kali mengingatkan bahwa salah satu kekuatan utama yang dapat memajukan suatu bangsa adalah persatuan. Bahkan, dalam sebuah kesempatan mengisi ceramah di acara Haul Gus Dur di Ciganjur beliau tidak segan-segan menyanyikan lagu kebangsaan berjudul “Satu Nusa Satu Bangsa” karya Liberty Manik. Di sini bisa dilihat kebesaran jiwa nasionalisme Mbah Moen dan semangatnya dalam menyampaikan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN