Tahun 797-802 M: Perempuan Tangguh di Puncak Kekaisaran Bizantium

 
Tahun 797-802 M: Perempuan Tangguh di Puncak Kekaisaran Bizantium
Sumber Gambar: World History

Laduni.ID, Jakarta - Irene, seorang perempuan dari Athena merupakan seorang tokoh yang menjadi simbol kekuatan, ambisi, dan keterbukaan perempuan dalam pemerintahan Romawi Timur atau Bizantium. Ia menjadi perempuan pertama dalam sejarah Romawi yang memerintah sebagai kaisar tanpa pasangan laki-laki.

Di masa pemerintahannya, marilah kita ulas bagaimana ia menghadapi serangkaian tantangan merepotkan yang datang dari luar dan dalam kekaisaran.

Penobatan Sebagai Kaisar Tunggal

Pada tahun 797 Masehi, Irene diangkat menjadi Kaisar Romawi setelah mendapatkan dukungan besar dari gereja, menggantikan putranya, Konstantinus IV. Pengangkatan ini bukanlah sekedar hasil paksaan dari keadaan, melaikan merupakan kelanjutan dari peran Irene yang telah lama menjadi wali bagi Kontantinus IV yang sejak awal masa pemerintahannya masih terbilang cukup belia.

Penobatan Irene sebagai kaisar tunggal merupakan tindakan yang sangat kontroversial di dalam lingkup Bizantium, menurut hukum yang ada di Romawi, tidak boleh seorang perempuan itu menjadi pemimpin tentara. Sehingga mayoritas dari seluruh perangkat pemerintahan Romawi pada masa itu mendukungnya dengan perasaan setengah hati saja, dan banyak menterinya yang selalu berdebat satu sama lain.

Masa kepemimpinan Irene sebenarnya ditandai oleh beberapa kebijakan yang cukup berpihak pada rakyat, termasuk kebijakannya menurunkan pajak untuk mendorong kemakmuran masyarakat. Kebijakan ini pada awalnya disambut baik, namun seiring waktum kebijakan tersebut justru menjadi boomerang bagi perekonomian Bizantium.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN