Tahun 184 M: Pemberontakan Sorban Kuning, Akhir Dinasti Han?

 
Tahun 184 M: Pemberontakan Sorban Kuning, Akhir Dinasti Han?
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pemberontakan Sorban Kuning terjadi pada akhir masa Dinasti Han, sekitar tahun 184 Masehi, ketika Tiongkok menghadapai krisis besar, baik secara sosial maupun ekonomi. Dinasti Han saat itu mengalami kemunduran dan ketidakstabilan akibat lemahnya pemerintahan pusat, korupsi, dan masalah agrarian yang semakin parah.

Rakyat yang menderita akibat pajak tinggi, kekeringan, dan banjit mulai merasa kecewa terhadap penguasa. Zhang Jue, seorang pemimpin keagamaan yang mengajarkan aliran Taoisme, menggalang dukungan rakyat untuk menentang ketidakadilan ini, membentuk pemberontakan besar-besaran yang dikenal sebagai “Pemberontakan Sorban Kuning”

Kondisi Politik Dinasti Han

Kaisar Dinasti Han yang saat itu masih sangat belia, dihadapi dengan kondisi internal yang begitu rumit. Masalah besar yang terulang-ulang dalam peradaban Dinasti Tiongkok adalah maraknya budaya korupsi dari para pejabat kekaisaran (Kasim). Perilaku jahat tersebut juga terjadi pada periode ini, di mana para kasim menarik pajak yang begitu tinggi kepada rakyat kecil.

Mayoritas penduduk di bawah kekuasaan Dinasti Han adalah petani yang hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit. Perbedaan antara kaum bangsaawan dengan rakyat jelata semakin tajam, dengan kekayaan yang terkonsetrasi di tangan sejumlah kecil bangsawan dan pemilik tanah. Belum lagi petani miskin harus menyewa lahan dari pemilik tanah besar dan membayar dengan sangat mahal.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN