Terjemah Qami' At-Tugyan Bab 54-56: Malu kepada Allah, Berbakti kepada Orang Tua, dan Silaturrahim

 
Terjemah Qami' At-Tugyan Bab 54-56: Malu kepada Allah, Berbakti kepada Orang Tua, dan Silaturrahim
Sumber Gambar: Tim Laduni.ID, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – berikut terjemah Kitab Qami’ At-Tugyan Bab 54-56:

Cabang Kelima Puluh Empat: Malu Kepada Allah

Rasulullah SAW bersabda: 

"Malu adalah sebagian dari iman." 

Malu merupakan salah satu sifat mulia yang menjadi bagian penting dari keimanan seseorang. Rasulullah juga menegaskan bahwa rasa malu kepada Allah haruslah tulus dan sungguh-sungguh. Dalam sebuah riwayat, beliau menjelaskan kepada sahabat Abdullah: 

"Hendaknya kamu sekalian malu kepada Allah dengan rasa malu yang sungguh-sungguh." 

Ketika ditanya bagaimana caranya, Rasulullah menjawab bahwa orang yang benar-benar malu kepada Allah adalah orang yang menjaga seluruh anggota tubuhnya—mata, telinga, mulut, tangan, kaki, serta perut dan kemaluannya. Mereka juga senantiasa mengingat kematian dan kehancuran, serta lebih mengutamakan urusan akhirat dibandingkan urusan dunia. Inilah tanda malu yang sebenarnya kepada Allah.

Dalam sebuah hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Muadz bin Jabbal, Allah SWT berfirman: 

"Wahai anak cucu Adam, malulah kamu kepada-Ku ketika kamu berbuat maksiat. Aku juga malu kepadamu pada hari penggelaran fakta yang dahsyat (hari kiamat), dan Aku akan menyiksamu."

Allah mengingatkan bahwa Dia akan merasa malu kepada hamba-Nya pada hari kiamat jika mereka terus berbuat dosa, sementara Allah telah memberikan segala rezeki dan kenikmatan hidup. Namun, jika seorang hamba bertobat dan kembali kepada-Nya, Allah akan memuliakannya dengan kemuliaan yang luar biasa.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN