Kisah Nyai Hj. Solichah A. Wahid Hasyim (5) Teladan Keteguhan dan Kemanusiaan di Mata Lily Chodidjah Wahid
Laduni.ID, Jakarta - Nyai Hj. Solichah A. Wahid Hasyim (1922-1994) merupakan sosok ibu yang luar biasa bagi anak-anaknya. Dalam pandangan Hj. Lily Chodidjah Wahid (1948-2022), putri beliau, ibunya adalah teladan sempurna dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjalankan ubudiyah (fiqh praktik ibadah) yang tidak hanya berupa ritual ibadah, tetapi juga termanifestasi dalam perilaku yang penuh syukur dan kasih kepada sesama.
Lily mengenang, ibunya selalu mengajarkan cara bersyukur kepada Allah, tidak hanya dengan mengucapkan alhamdulillah tetapi juga melalui perbuatan nyata. Salah satunya adalah kebiasaan menjamu tamu yang sering beliau lakukan. Dalam keluarganya, kebiasaan menjamu tamu dengan sukacita menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang diwariskan dari sosok ibunda tercinta.
“Ibu tidak pernah menyuruh kami harus menemui tamu atau menyuguhi mereka, tetapi kami menirunya secara alami karena beliau memberi contoh nyata dengan tingkah lakunya,” ujar Lily.
Nyai Solichah tidak pernah membedakan perlakuan kepada siapa pun, baik tamu, kerabat, maupun pembantu rumah tangga. Beliau memperlakukan mereka dengan penuh penghormatan dan kasih sayang. “Dulu, ada Masykur, anak KH. Djunaidi, adik Mahbub Djunaidi, yang sudah dianggap anak sendiri. Kalau Ibu pulang, dia yang membantu menggulung stagen Ibu, seolah-olah bagian dari keluarga,” kenang Lily.
Kepedulian Nyai Solichah juga terlihat dalam sikapnya terhadap para pembantu rumah tangga. Pada masa itu, umumnya pembantu dianggap sebagai pekerja yang sepenuhnya dikuasai oleh majikan, tetapi tidak demikian dengan beliau. Lily menceritakan, setiap waktu Maghrib, ibunya selalu memberi kesempatan kepada para pembantu untuk shalat, mengaji, dan beristirahat.
Memuat Komentar ...