Tahun 1912-1945 M: Sejarah Hari Guru Nasional

 
Tahun 1912-1945 M: Sejarah Hari Guru Nasional
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pada kisaran abad 18 Masehi, masa penjajahan Belanda menjadi periode gelap bagi pendidikan di Nusantara. Pendidikan dijalankan dengan pola diskriminatif, hanya diperuntukan bagi kalangan tertentu, seperti anak-anak pegawai Belanda, kaum pedagang, dan orang asing. Sebaliknya, rakyat pribumi terpinggirkan dari akses pendidikan.

Kemudian pada tahun 1912 Masehi, gerakan guru mulai menunjukkan eksistensinya dengan membentuk Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini dipimpin oleh Karto Soebroto dan bersifat unitaristik, maksudnya adalah sebuah prinsip yang menekankan kesatuan dan kebersamaan di antara angota organisasi tanpa memperdulikan faktor-faktor seperti agama, suku bangsa, jenis kelamin, posisi sosial serta latar belakang pendidikan.

Kebijakan Belanda

Pada awal tahun 1930 Masehi, kebijakan penghematan anggaran yang diterapkan pemerintah Hindia Belanda memperburuk kondisi rakyat. Salah satu sektor yang paling berdampak oleh kebijakan tersebut adalah pendidikan, di mana banyak anggaran yang dipangkas. Dampaknya sangat dirasakan oleh para guru, terutama guru bantu (di masa sekarang mungkin seperti guru honorer) yang menjadi korban pemecatan.

Organisasi PGHB menentang keras kebijakan penghematan anggaran pendidikan yang dianggap merugikan dunia pendidikan dan menghancurkan kesejahteraan para guru ini. Dukungan atas protes ini juga datang dari organisasi-organisasi pendidikan lainnya seperti Budi Utomo yang berjuang atas hak-hak para guru dan penyuarakan pentingnya pendidikan bagi rakyat.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN