Kisah Kearifan Gadis Desa dan Raja yang Bijak
Laduni.ID, Jakarta - Keberkahan hidup dan keadilan seorang pemimpin berakar pada niat yang ikhlas dan sikap bijaksana dalam menjalankan amanah. Seorang pemimpin ibarat hati bagi tubuh, di mana baik buruknya hati akan menentukan kondisi seluruh anggota tubuh. Jika niat pemimpin terpusat pada kemaslahatan rakyat, maka kesejahteraan akan meluas. Tetapi jika niat itu berbalik pada keserakahan dan kezaliman, maka kehancuran akan mengikuti.
Terkait hal itu, dalam At-Tibr Al-Masbuk, Imam Al-Ghazali menyebutkan prinsip di atas yang tersirat dalam kisah Raja Anu Syarwan, yang dihadapkan pada pelajaran berharga dari seorang gadis desa yang cerdas dan arif . Sebuah kisah yang tidak hanya menonjolkan kebijaksanaan seorang gadis sederhana, tetapi juga menggambarkan bagaimana sebuah niat dari seorang raja dapat berdampak besar pada keberkahan suatu negeri.
Dikisahkan bahwa Raja Anu Syarwan, seorang raja yang adil, suatu hari keluar untuk berburu. Saat berburu, ia terpisah dari pasukannya mengejar buruan hingga mendapati sebuah desa di dekatnya. Karena merasa haus, ia menuju desa tersebut dan berhenti di depan sebuah rumah. Ia meminta air untuk minum.
Seorang gadis keluar dari rumah itu, melihatnya, lalu kembali ke dalam. Ia mengambil sebatang tebu, memerasnya, mencampur sarinya dengan air, dan menuangkannya ke dalam sebuah gelas. Namun, di dalam gelas itu tampak ada sedikit debu dan kotoran. Raja meminumnya perlahan hingga habis, lalu berkata kepada gadis itu, “
Memuat Komentar ...