Guru Spiritual Soekarno (4): Tiga Bulan di Pesantren bersama Keluarga

 
Guru Spiritual Soekarno (4): Tiga Bulan di Pesantren bersama Keluarga
Sumber Gambar: Atunk, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Hubungan spiritual Bung Karno dengan K.H. Achmad Basyari di Pesantren Cikiruh terus menggugah rasa penasaran hingga kini dan menyisakan saksi bisu lembaran sejarah perjuangan Indonesia. Kisah ini mengungkap sisi mendalam perjuangan kemerdekaan yang tidak hanya didasari strategi politik atau kekuatan fisik, tetapi juga ditopang oleh kekuatan doa, spiritualitas, dan petuah dari seorang ulama besar. Hubungan yang terjalin sejak tahun 1930 itu memperlihatkan bagaimana perjuangan kemerdekaan Indonesia bukan hanya perjuangan melawan penjajahan secara fisik, tetapi juga perjuangan batin melawan keterpurukan, kebodohan, dan kehilangan harapan.

Pada 20 Agustus 2001, Kyai Maksum Basyari Pengasuh Pesantren Cikiruh yang juga putra dari Kyai Achmad Basyari menulis sebuah surat. Dalam surat yang ditujukan Ibu Dedeh itu Ketua PDIP Kabupaten Cianjur itu, Kyai Maksum menuliskan sejarah turun-temurun tentang sejarah Pesantren Cikiruh. Ia menceritakan bagaiamana kedekatan dan aktivitas Bung Karno saat menemui Kyai Basyari. Secara tegas ia menulis:

PERTAMA: Bapak Soekarna mulai menemui Bapak K.H. Achmad Basyari pada tahun 1930, dengan maksud dan tujuan, agar bangsa Indenesia cepat merdeka dari belenggu penjajahan Belanda. 
KEDUA: Dengan adanya Bendera Pusaka yang lebih dulu adanya. 
KETIGA: Waktu Revolusi Belanda ingin menjajah lagi, kota Sukanagara  di bumihanguskan, Alhamdulillah kampung Pesantren Cikiruh selamat malahan jadi tempat pengungsian masyarakat Sukenagaгa khususnya den sekitarnya, juga pertahanan geriliya

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN