Sikap Bijak Imam Ahmad Ibnu Hanbal Menanggapi Rencana Pemberontakan pada Pemerintah
Laduni.ID, Jakarta - Dalam Islam, konsep kepemimpinan dan ketaatan kepada penguasa memiliki aturan yang jelas. Salah satu pelajaran penting terkait hal ini dapat ditemukan dalam sikap bijak dan nasihat yang disampaikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal ketika menghadapi permasalahan di masa pemerintahan Al-Watsiq. Ucapan beliau menunjukkan keseimbangan antara tanggung jawab seorang Muslim untuk mengingkari kemungkaran dan kewajiban menjaga persatuan umat.
Sebagaimana keterangan yang dikutip dari kitab Al-Adab As-Syar’iyyah wa Al-Minah Al-Mar’iyyah, menyebutkan tentang sikap bijak Imam Ahmad bin Hanbal dalam menanggapi adanya rencana pemberontakan kepada pemerintah.
Pada masa pemerintahan Al-Watsiq, doktrin bahwa Al-Qur’an adalah makhluk disebarkan secara resmi oleh negara. Para ulama yang tidak setuju dengan doktrin ini mengalami tekanan berat, termasuk Imam Ahmad. Namun, ketika para ahli fikih Baghdad mendesak untuk menentang kepemimpinan Al-Watsiq secara terang-terangan, Imam Ahmad memberikan panduan yang luar biasa bijak.
Imam Ahmad menegaskan bahwa mengingatkan penguasa harus dilakukan dengan cara yang penuh hikmah, seperti memberikan nasihat, menakut-nakuti dengan peringatan, atau mengingatkan dampak buruk yang akan dirasakan di dunia dan akhirat. Adapun mengingkari penguasa dengan cara yang kasar, mencela di depan umum, atau memprovokasi masyarakat untuk memberontak justru dilarang dalam syariat.
Beliau menasihati agar mereka tetap mengingkari kebatilan dengan hati, tetapi tidak memberontak terhadap penguasa. Mengapa? Karena memang pemberontakan dapat menyebabkan perpecahan, pertumpahan darah, dan kehancuran yang lebih besar bagi umat Islam.
Memuat Komentar ...