Jalan Sunyi yang Dirindukan: Catatan Hati untuk Para Guru Ngaji
Laduni.ID, Jakarta - Dulu, kami adalah para penempuh jalan sunyi. Menenteng buku Iqra’ lusuh, menembus malam yang merangkak dari senja. Dengan membawa obor kami membelah pekat menuju ke sebuah tempat di mana kami mendaras kitab pada para kyai. Di lorong-lorong gelap yang sunyi, di tengah rimbunnya pohon bambu, kami menyusuri jalan setapak yang asing dan sepi, di mana langkah-langkah kami hanya disaksikan oleh rembulan yang sayup-sayup menyinari jalan. Lorong itu serupa perjalanan menuju akhirat, setiap langkah adalah doa, setiap napas adalah dzikir. Ada ketenangan di sana, kedamaian yang hadir dalam keheningan. Kami, dalam kesederhanaan, merasa cukup. Dunia hanya hadir di pinggir kehidupan, sebagai pengiring tanpa kuasa yang menjerat. Di setiap lorong yang kami lewati, kami merasa dekat dengan-Nya; jalan sunyi itu adalah tempat kami menemukan diri sejati.
Kami berjalan dengan penuh keyakinan, seakan setiap jejak kaki kami menyentuh tanah yang sudah dipenuhi dengan doa dan harapan para leluhur. Bambu-bambu di sekitar kami berdiri tegak, seperti saksi bisu yang melindungi perjalanan kami. Suara angin yang berbisik di antara dedaunan menjadi musik yang menenangkan, memandu langkah kami dalam hening yang dalam. Tidak ada kebisingan dunia yang dapat mengganggu ketenangan itu. Kami bagaikan sungai yang mengalir dengan lembut, mencari muara yang tak pernah tampak, namun selalu ada di dalam hati.
Keheningan yang kami temui di perjalanan itu bukanlah kosong, melainkan penuh makna. Seperti petani yang menanam benih di tanah yang subur, kami menanamkan ilmu di dalam jiwa yang hening, berharap ia tumbuh menjadi pohon kebaikan yang rindang. Setiap kata yang kami baca dari kitab, setiap ayat yang kami hafal, seakan mengalir ke dalam tubuh kami, menyatu dengan aliran darah, dan memberi kami kekuatan yang tak tampak oleh mata. Malam yang kami lewati adalah seperti kelam yang melindungi kami dari hiruk-pikuk dunia luar, tempat kami bertemu dengan diri kami yang sesungguhnya, yang tak terpengaruh oleh gemerlap cahaya buatan.
Memuat Komentar ...