Sikap Bijak ketika Teman Berbuat Maksiat
Laduni.ID, Jakarta - Dalam perjalanan hidup, tidak jarang kita menemui teman yang berbuat maksiat. Sebagai sahabat yang baik, tugas kita adalah saling mengingatkan dengan cara yang bijak, penuh kelembutan, dan kasih sayang. Hal ini bukan hanya menunjukkan kepedulian kita, tetapi juga menegakkan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama.
Imam An-Nawawi memberikan wasiat penting sebagaimana yang dikutip dalam Al-Anwar fi Adab As-Shuhbah, berikut ini:
لَا تَسْتَصْغِرُ أَحَدًا، فَإِنَّ الْعَاقِبَةَ مُنْطَوِيَةٌ وَالْعَبْدُ لَا يَدْرِي بِمَا يُخْتَمُ لَهُ، فَإِذَا رَأَيْتَ عَاصِيًا فَلَا تُقَدِّمُ نَفْسَكَ عَلَيْهِ، فَرُبَّمَا كَانَ فِي عِلْمِ اللَّهِ أَعْلَى مِنْكَ مَقَامًا، وَأَنْتَ مِنَ الْفَاسِقِينَ، وَبَصِيرُ يَشْفَعُ فِيكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Janganlah meremehkan siapa pun, karena akhir hayat seseorang masih tersembunyi, dan seorang hamba tidak tahu bagaimana ia akan diakhiri. Jika kamu melihat seseorang berbuat maksiat, jangan merasa lebih baik darinya. Bisa jadi, menurut ilmu Allah, derajatnya lebih tinggi darimu, sementara kamu termasuk golongan fasik, dan mungkin dia yang akan memberi syafaat kepadamu pada Hari Kiamat.”
Di sini ditegaskan, bahwa kita tidak dibenarkan merasa sombong atau menganggap diri lebih baik dari orang lain. Maksiat yang terlihat dari seorang teman belum tentu mencerminkan akhir hidupnya. Sebaliknya, kesombongan terhadapnya bisa menjadi penghalang kebaikan bagi kita.
Memuat Komentar ...