Tahun 831-834 M: Kekalahan Theophilos dan Perdamaian yang Tercapai Setelah Wafatnya Al-Makmun

 
Tahun 831-834 M: Kekalahan Theophilos dan Perdamaian yang Tercapai Setelah Wafatnya Al-Makmun
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pada awal abad ke-9, Bizantium dan Abbasiyah terlibat dalam serangkaian konflik besar yang memperebutkan wilayah perbatasan di Anatolia dan Suriah. Salah satu bab penting dari konflik ini terjadi antara tahun 831-834 Masehi, di masa pemerintahan Kaisar Theopolis dan Khalifah Al-Makmun.

Perbatasan yang Begitu Tegang

Kala itu, di perbatasan Kekhalifahan Abbasiyah dengan Bizantium, kabar menggemparkan mulai menyebar. Pasukan Romawi dikabarkan melanggar kesepakatan terkait wilayah yang telah disepakati menjadi bagian dari Abbasiyah. Insiden ini memicu ketegangan baru di antara kedua kekuatan besar tersebut.

Mendengar kabar itu, Al-Makmun segera menyelesaikan urusannya di Mesir yang saat itu sedang mengalami pemberontakan yang dipimpin oleh Abdu Al-Fihri. Tidak berselang lama, ia langsung kembali ke Damaskus untuk merencanakan aksi balasan kepada Bizantium.

Pada tahun 831 Masehi, Kaisar Theophilos melancarkan serangan ambisius ke wilayah Anatolia. Dengan memimpin pasukan besar, Theophilos bergerak menuju wilayah Kilikia, kawasan yang dikuasai Abbasiyah, dan berhasil merebut kota strategis Tarsus. Kota ini bukan hanya benteng militer yang penting bagi Abbasiyah tetapi juga memiliki arti simbolis sebagai pusat kekuatan mereka di Kilikia.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN