Guru Spiritual Soekarno (5): Inspirasi Bendera Merah Putih dari Kyai Achmad Basyari

 
Guru Spiritual Soekarno (5): Inspirasi Bendera Merah Putih dari Kyai Achmad Basyari
Sumber Gambar: Atunk, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Di sebuah rumah bekas peninggalan KH. Achmad Basyari Cikiruh, Sukanagara, Cianjur, tersimpan rapi dalam peti kayu jati sebuah kain lusuh yang menyimpan kisah bersejarah. Kain itu adalah bendera pusaka berukuran 3,2 meter x 2,2 meter. Benda tersebut memiliki nilai sentimental yang mendalam bagi keluarga Kyai Achmad Basyari, atau yang dikenal juga sebagai Syekh Musa atau Mama Sepuh, guru spiritual Bung Karno selama ia menetap di pesantren.

Bendera ini, menurut KH. Maksum Basyari (1934-2018), adalah hadiah dari Harun, seorang anggota Pesindon di Pekalongan. Ketika itu, bangsa Indonesia belum memiliki bendera resmi, sehingga KH. Achmad Basyari memutuskan untuk menjadikan kain tersebut sebagai bendera. Proses pembuatannya dilakukan bersama Ibu Fatmawati, yang kala itu juga menemani Bung Karno menimba ilmu di pesantren tersebut.

Ketika ditanya mengapa warna bendera dipilih merah dan putih, Hj. Siti Musriah, salah satu keluarga K.H. Achmad Basyari, menjelaskan bahwa inspirasi warna tersebut berasal dari tradisi lokal. Dalam setiap hajatan atau syukuran, masyarakat setempat kerap menyajikan bubur merah dan bubur putih sebagai simbol keseimbangan dan penengah. Filosofi sederhana ini, yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat, kelak menjadi dasar dari simbol kebangsaan yang kita kenal hingga hari ini.

  • Baca juga: 

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN