Di Balik Julukan “Al-‘Ashom” pada Syaikh Hatim: Keteladanan dalam Menghormati dan Menjaga Perasaan Orang Lain

 
Di Balik Julukan “Al-‘Ashom” pada Syaikh Hatim: Keteladanan dalam Menghormati dan Menjaga Perasaan Orang Lain
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, tak banyak orang yang memiliki jiwa besar untuk menghormati dan menjaga perasaan orang lain, terlebih jika mereka merasa berada dalam posisi yang lebih tinggi secara sosial, intelektual, atau spiritual. Namun, keteladanan seperti ini begitu lekat dalam kisah para ulama salafus shalih. Salah satunya adalah Syaikh Hatim Al-‘Ashom, seorang ulama yang dikenal tidak hanya karena ilmunya yang mendalam, tetapi juga akhlaknya yang mulia.

Julukan “Al-‘Ashom” yang berarti “Si Tuli” disematkan kepada Syaikh Hatim bukan karena kekurangan fisik, melainkan karena kebesaran jiwanya dalam menghormati orang lain. Sebuah kisah dalam kitab Syarah Qami’ At-Tughyan karya Syaikh Nawawi Al-Bantani mengisahkan momen yang mengesankan dan penuh hikmah dari sikap Syaikh Hatim itu.

Suatu hari, seorang perempuan datang menemui Syaikh Hatim untuk bertanya tentang masalah hukum. Saat itu, tanpa sengaja perempuan tersebut mengeluarkan suara kentut yang cukup keras. Ia merasa sangat malu dan tidak tahu bagaimana harus bersikap. Namun, Syaikh Hatim menunjukkan kebijaksanaan yang luar biasa.

“Keraskan suaramu!,” ujar beliau dengan nada tinggi, seolah-olah beliau tidak mendengar suara kentut tersebut.

Sikap tersebut membuat perempuan itu merasa lega, karena mengira bahwa Syaikh Hatim memang benar-benar tuli. Sejak saat itu, beliau dijuluki “Al-‘Ashom”, bukan sebagai hinaan, melainkan sebagai penghormatan atas akhlak mulianya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN