Tahun 833-836 M: Khalifah Al-Mu’tashim dan Orang-Orang Turki
Laduni.ID, Jakarta - Di masa Al-Mu’tasim, perubahan besar terjadi dalam lingkup pemerintahan, terutama dalam bidang militer. Al-Mu’tashim mengambil suatu langkah strategis dengan cara membangun aliansi dengan bangsa Turki. Keputusan ini tidak hanya mengubah wajah militer Abbasiyah pada masa itu, tetapi juga membawa dampak besar terhadap struktur kekuasaan dalam istana.
- Baca Juga: Tahun 831-834 M: Kekalahan Theophilos dan Perdamaian yang Tercapai Setelah Wafatnya Al-Makmun
Khalifah Al-Mu’tasim
Ketika khalifah Al-Makmun meninggal dunia di Bezendiun, sebelah utara Syam pada tahun 833 Masehi, jabatan khalifah Abbasiyah selanjutnya diserahkan kepada Al-Mu’tashim melalui wasiat yang ditinggalkan olehnya. Dalam beberapa literatur sejarah, ia dikenal dengan sebutan Al-Mu’tasim Billah (Yang berlindung pada Allah).
Nama lengkapnya adalah Abu Ishaq Muhammad bin Harun Ar-Rasyid, ia lahir pada tahun 795 Masehi di Kota Zabetra, dan ibunya berasal dari Turki. Beberapa ahli sejarah ada juga yang menyebutnya Al-Mutsammin atau sang Delapan karena ia sangat akrab dengan angka delapan, wafat dalam usia 38, menjabat sebagai khalifah 8 tahun 8 bulan 8 hari (menurut kalender Hijriah).
Sejak usia remaja, Al-Mu’tashim dapat dikatakan bahwa ia adalah seorang militer yang memegang kedisplinan yang tinggi, ia juga mempunya tubuh yang kuat dan kekar.
Memuat Komentar ...