Tahun 838 M: Balasan atas Penghinaan di Tanah Kelahiran

Laduni.ID, Jakarta - Kita telah sama-sama mengetahui bahwa Kekhalifahan Abbasiyah dan Kekaisaran Bizantium telah lama berkonflik dalam memperebutkan wilayah perbatasan di Anatolia (Asia Kecil). Meskipun pada tahun 834 Masehi kedua belah pihak sempat menandatangani perjanjian damai, ketegangan tetap ada.
Kaisar Bizantium, Theophilos, kembali mengincar daerah-daerah Asia Kecil, menunjukkan bahwa konflik ini belum sepenuhnya mereda.
- Baca Juga: Tahun 831-834 M: Kekalahan Theophilos dan Perdamaian yang Tercapai Setelah Wafatnya Al-Makmun
Zabetra
Pada tahun 837 Masehi, Kaisar Theophilos melancarkan serangan besar-besaran kepada salah satu kota bernama Zabetra, sebuah kota kelahiran Al-Mu’tashim menurut beberapa sumber. Tindakan ini tentu saja memicu kemarahan Al-Mu’tashim dan mendorongnya untuk melakukan serangan balasan.
Sebagai khalifah yang terkenal militeristik, ia menggunakan pasukan barunya yang terdiri dari orang-orang Turki, sebuah bangsa yang terkenal dengan kemampuannya dalam berperang dan menunggangi kuda. Dengan ini Al-Mu’tashim bertekad membalas penghinaa yang ditimbulkan oleh Theophilos di tanah kelahirannya tersebut.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...