Cahaya Keteladanan antara Guru Sekumpul dan Gus Dur
Laduni.ID, Jakarta - Islam di Nusantara selalu dihiasi oleh kehadiran tokoh-tokoh yang menjadi mercusuar umat, membawa terang melalui keilmuan dan keteladanan akhlak mereka. Di antara para tokoh itu, dua nama yang melintasi batas waktu dan ruang adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul). Keduanya tampil dengan cara dan medan pengabdian yang berbeda, namun memiliki inti ajaran yang sama: memperkenalkan Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang ramah, teduh, dan dipenuhi kasih sayang.
Guru Sekumpul dan Prinsip dalam Berdakwah
Dalam manaqib-nya, disebutkan Guru Sekumpul adalah sosok ulama yang sepenuhnya mengabdikan hidupnya dalam jalur keilmuan tradisional. Beliau dibesarkan dalam lingkungan pendidikan agama yang ketat, terhindar dari sentuhan dunia modern. Dan dari sinilah beliau memulai pengajian yang kelak dikenal luas tidak hanya di Kalimantan, tetapi juga di seantero Nusantara.
Berpusat di Sekumpul, Martapura, pengajian beliau dipenuhi oleh ribuan jamaah. Dengan kitab-kitab tasawuf yang menjadi pegangan, Guru Sekumpul menyampaikan pengajaran tentang akhlak mulia dan kebijaksanaan mendalam dengan cara yang sederhana namun menyentuh hati. Bahasa Banjar yang digunakannya, dipadukan dengan humor segar dan penyampaian yang komunikatif, membuat ajarannya mudah diterima oleh semua kalangan.
Memuat Komentar ...