‘Amul Huzn (Tahun Duka Cita)

 
‘Amul Huzn (Tahun Duka Cita)
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Tahun kesepuluh kenabian dikenal dengan sebutan “Tahun Duka Cita” (‘Amul Huzn). Disebut begitu karena di tahun ini istri Nabi SAW, Khadijah binti Khuwailid r.ha, dan pamannya, Abu Thalib wafat meninggalkan beliau. Ibnu Sa’d menuturkan dalam Thabaqat-nya, “Antara kematian Khadijah dan kematian Abu Thalib hanya selisih satu bulan lima hari.”

Khadijah r.ha, sebagaimana dikatakan Ibnu Hisyam, adalah “menteri” Islam yang ideal. Rasulullah SAW kerap mengadukan persoalannya kepada Khadijah, yang kemudian istrinya itu selalu menghibur dan membesarkan hati beliau. Sementara, Abu Thalib merupakan pendukung Rasulullah SAW dalam berbagai urusannya dan pengawal yang menjaganya dari keburukan kaumnya.

Ibnu Hisyam mengatakan, “Setelah Abu Thalib meninggal, kaum kafir Quraisy mengintimidasi Rasulullah SAW dengan berbagai tindakan yang tidak dapat dilakukan ketika Abu Thalib masih hidup. Bahkan, orang dungu kafir Quraisy berani melemparkan kotoran ke atas kepala Rasulullah SAW, sehingga beliau pulang dengan kepala berlumuran tanah. Melihat keadaan itu, salah seorang putrinya segera membersihkan kepalanya dari kotoran itu sambil menangis. Rasulullah SAW bersabda kepadanya, ‘Jangan menangis, Nak, sesungguhnya Allah melindungi ayahmu.’” (Diriwayatkan Ibnu Ishaq. Lihat Tarikh At-Thabari, jilid 2, hlm. 344)

Nabi SAW menyebut tahun ini sebagai

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN