Tahun 836 M: Kota Samarra, Pusat Pemerintahan Baru Dinasti Abbasiyah
Laduni.ID, Jakarta - Sebelum berdirinya kota Samarra, Baghdad telah menjadi sebuah pusat pemerintahan Abbasiyah yang sangat ramai dan dinamis. Namun, meningkatnya ketegangan antara rakyat Baghdad dengan pasukan Turki yang semakin dominan dalam struktur Abbasiyah menimbulkan kekhawatiran.
Pasukan Turki sering kali dianggap mengancam stabilitas Baghdad, sehingga Al-Mu’tashim memutuskan untuk memindahkan ibukota ke tempat yang lebih aman dan terkontrol.
Pemindahan ibukota juga dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk menciptakan ruang yang lebih kondusif bagi militer. Sammara, yang terletak sekitar 100 kilometer di utara Baghdad, dipilih karena lokasinya yang strategis dan potensi geografisnya yang mendukung pembangunan kota baru.
Kota Sammara
Nama Samarra memiliki makna yang erat dengan reputasinya sebagai kota indah pada masa kejayaannya. Awalnya kota ini dinamai Surur Man Ra’a, yang berarti “Menyenangkan bagi orang yang melihatnya”. Nama tersebut bahkan tercetak dalam mata uang kekhalidahan Abbasiyah. Namun, seiring berjalannnya waktu, setelah ditinggalkan oleh para khalifah dan kehilangan statusnya sebagai ibu kota, kota ini mengalami kemunduran yang signifikan. Nama Surur Man Ra’a kemudian diplesetkan menjadi Sa’ Man Ra’a, yang berarti “Jeleklah orang yang menyaksikannya”. Nama terakhir inilah yang bertahan hingga masa kini, dikenal sebagai “Samarra”
Memuat Komentar ...