Catatan Haul Guru Sekumpul: Sebuah "Perayaan Spiritualitas" yang Menggerakkan Jutaan Hati

 
Catatan Haul Guru Sekumpul: Sebuah
Sumber Gambar: Instagram_akirbiiboo, Ilustrasi: laduni.ID

 Laduni.ID, Jakarta - Martapura, sebuah kota kecil di Kalimantan Selatan, kembali menjadi pusat perhatian dunia Islam pada tanggal 5 Rajab 1447 Hijriyah/5 Januari 2025, yang bertepatan dengan Haul Guru Sekumpul ke-20. Acara tahunan ini memperingati wafatnya Tuan Guru KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang akrab disapa Guru Sekumpul, seorang ulama besar yang semasa hidupnya menjadi salah satu teladan dan panutan bagi umat Islam di Indonesia.

Penulis memang belum pernah sempat menghadiri acara Haul Guru Sekumpul, tetapi senantiasa berikhtiar untuk tetap bisa mengikutinya, meski melalui livestreaming atau tayangan ulang YouTube. Selain itu, penulis juga mengikuti perkembangan pemberitaan terkait haul tersebut dalam berbagai media. Karenanya, meski penulis tidak hadir secara fisik, insya Allah secara bathin semoga dihitung pula sebagai bagian yang turut hadir dalam acara yang penuh berkah tersebut. Dan di sinilah, penulis akan menuangkan catatan renungan terkait Haul Guru Sekumpul 2025.

Magnet spiritualitas Guru Sekumpul tidak hanya terasa kuat ketika beliau hidup, tetapi justru semakin memancar setelah beliau wafat. Hal itu menjadikan haul ini sebagai salah satu peringatan keagamaan terbesar di Indonesia, bahkan dalam taraf dunia.

Haul Guru Sekumpul tidak sekadar acara keagamaan, melainkan juga “perayaan cinta”. Ditaksir, jutaan jamaah dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, Singapura, hingga Timur Tengah, berbondong-bondong datang ke Martapura. Mereka rela menempuh perjalanan jauh dengan berbagai moda transportasi, dari darat, laut, hingga udara. Bukan karena paksaan, melainkan karena cinta mendalam yang menggerakkan hati mereka.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN