Mengulik Tradisi “Neloni,” “Ngapati,” dan “Mitoni”: Harmoni Budaya Jawa dan Nilai Keislaman

 
Mengulik Tradisi “Neloni,” “Ngapati,” dan “Mitoni”: Harmoni Budaya Jawa dan Nilai Keislaman
Sumber Gambar: fotoingstudio.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Budaya Jawa dikenal kaya akan tradisi yang sarat makna filosofis dan spiritual. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga kini adalah “neloni,” “ngapati,” dan “mitoni”. Ketiga ritual ini terkait erat dengan usia kehamilan seorang ibu, yaitu ketika usia kandungan mencapai tiga bulan (neloni), empat bulan (ngapati), dan tujuh bulan (mitoni). Tradisi ini tidak hanya melambangkan penghormatan terhadap kehidupan yang sedang tumbuh, tetapi juga dipenuhi doa dan harapan untuk kebaikan sang bayi dan ibunya.

Tradisi di atas menarik untuk dikaji lebih dalam. Selain mencerminkan kekayaan budaya, praktik ini juga memiliki keselarasan yang indah dengan ajaran Islam, terutama karena inti dari tradisi tersebut adalah dzikir, shalawat, dan doa, yang semuanya merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Neloni: Awal Kehidupan dalam Kandungan

Neloni dilakukan saat usia kandungan memasuki tiga bulan. Tradisi ini biasanya berupa acara kecil yang dihadiri oleh keluarga dekat dan tetangga. Dalam acara ini, keluarga akan mengundang seorang pemuka agama atau sesepuh untuk memimpin doa. Doa-doa yang dipanjatkan berfokus pada keselamatan ibu dan bayi, memohon agar kehamilan berjalan lancar, serta bayi yang dikandung tumbuh sehat dan menjadi anak yang berbakti.

Dari sudut pandang Islam,

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN