Tahun 1811-1826 M: Kebijakan Kontroversial Thomas Stamford Raffles

 
Tahun 1811-1826 M: Kebijakan Kontroversial Thomas Stamford Raffles
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pada masa kolonial, perbudakan adalah bagian tak terpisahkan dari sistem ekonomi yang berlaku. Baik pemerintah colonial Belanda maupun Inggris memanfaatkan tenaga kerja budak untuk menjalankan berbagai proyek dan mendukung perekonomian perkebunan.

Saat Inggris mengambil alih Jawa dari tangan Belanda pada tahun 1811 Masehi, Raffles berupaya mereformasi sistem ini. Ia memperkenalkan kebijakan-kebijakan baru yang dianggap lebih manusiawi, seperti penghapusan kerja rodi di beberapa wilayah dan mendorong pembentukan masyarakat petani mandiri.

Inggris dan Jawa

Pada bulan Mei 1811 Masehi, posisi Daendels sebagai gubernur-jenderal Hindia Belanda digantikan oleh Jan Willem Janssens. Janssens, yang sebelumnya mendapat kehormatan untuk memimmpin pasukan Belanda di tanah jajahan, membawa beban berat setelah peristiwa penyerahan Tanjung Harapan kepada pihak Inggris pada tahun 1806 Masehi, yang membuatnya mengalami penghinaan besar.

Tidak berselang lama setelah pengangkatannya, tepatnya pada tanggal 4 Agustus 1811 Masehi, sekitar 60 kapal perang Inggris berlayar memasuki perairan Batavia di bawah komando Thomas Stamford Raffles. Serangan besar-besaran pun dimulai, dan pada tanggal 26 Agustus 1811 Masehi, Batavia beserta beberapa wilayah sekitarnya jatuh ke tangan Inggris.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN