Tradisi Weton dalam Perspektif Islam: Antara Budaya dan Keyakinan
Laduni.ID, Jakarta - Masyarakat Jawa kuno memiliki kekayaan tradisi yang hingga kini masih diwariskan, salah satunya adalah perhitungan weton. Dalam budaya Jawa, weton—yang mencakup neptu (nilai angka hari) dan pasaran kelahiran—digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menentukan kecocokan jodoh, memilih waktu terbaik untuk melaksanakan akad nikah, hingga menentukan tanggal acara penting lainnya.
Namun, bagaimana pandangan Islam terhadap tradisi ini? Apakah selaras dengan syariat, atau justru berpotensi menyimpang?
Dalam tradisi Jawa, perhitungan weton dipercaya dapat memberikan gambaran tentang nasib seseorang atau hasil dari suatu keputusan. Misalnya, pasangan yang weton-nya dianggap serasi diyakini akan memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis. Sebaliknya, jika hasil perhitungan menunjukkan ketidakcocokan, pasangan tersebut disarankan untuk mempertimbangkan ulang.
Pada dasarnya, Islam, sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan, tidak mengesampingkan budaya setempat selama tidak bertentangan dengan prinsip akidah. Dalam hal ini, tradisi weton dapat dilihat dari dua sisi:
Pertama, ketergantungan penuh pada tradisi. Jika seseorang sepenuhnya menggantungkan hasil suatu keputusan, seperti pernikahan atau acara penting lainnya, pada hitungan weton, tanpa melibatkan keyakinan kepada Allah SWT, maka hal ini bertentangan dengan prinsip akidah. Allah SWT berfirman:
Memuat Komentar ...