Tasawuf Eksesif
Laduni.ID, Jakarta - Perkembangan keberagamaan di Indonesia, terutama di Aceh, belakangan ini kelihatannya ada pergeseran orientasi dari kesholehan formal kepada kesholehan sufistik atau tasawuf. Sehingga muncul berbagai macam organisasi atau pengorganisasian majelis; majelis dzikir, majelis ratib atau majelis kajian tasawuf dari berbagai latar belakang manusia, ragam profesi dan lintas generasi.
Tasawuf yang seharusnya menjadi jalan spiritual yang memfokuskan pada perbaikan kerohanian dan pencapaian kesadaran spiritual yang lebih tinggi seorang salik (Pengikut sufi) dibawah bimbingan guru spiritual (mursyid), justru menjadi sebuah organisasi, yang kemudian mudah ditarik-tarik oleh sebahagian orang untuk kepentingan kelompok, atau bahkan kepentingan politik praktis.
Layaknya sebuah organisasi pada umumnya, termasuk organisasi tasawuf, tentu tidak bisa lepas dari kepentingan duniawi karena organisasi membutuhkan sumber daya finansial untuk operasional, pengakuan dan legitimasi, serta pengaruh sosial, perlindungan hukum dan politik. Sehingga menimbulkan dampak seperti komersialisasi spiritualitas, politisasi agama, konflik kepentingan dan perubahan nilai-nilai spiritual. Dan ini semua, tentu saja kontradiktif dengan nilai-nilai yang ditawarkan dari ajaran tasawuf itu sendiri.
Kegelisahan-Kegelisahan
Menurut beberapa penelitian, Manusia modern atau urban people memang sering mengalami culture-shock
Memuat Komentar ...